Rabu, 18 Juli 2012

Potensi dan Permasalahan Kecamatan Kunduran

Potensi dan permasalahan yang ada di Kecamatan Kunduran adalah,:


A. Potensi 
  a. Potensi Fisik Dan Sumberdaya Alam
      Kondisi Kecamatan Kunduran yang memiliki lereng datar sangat cocok dikembangkan pembangunan fisik desa seperti permukiman, perdagangan, pertanian dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan kondisi Kecamatan Kunduran yang pemanfaatan lahannya sebagian besar adalah pertanian.
  b. Potensi Penggunaan Lahan
     Penggunaan lahan kecamatan kunduran sebagian besar digunakan sebagai lahan pertanian. Hal ini menjadikan Kecamatan Kunduran lebih maju dalam hal pertanian daripada kecamatan lainnya. 
  c. Potensi Kelembagaan Masyarakat
      Kecamatan Kunduran juga memiliki potensi dalam bidang Kelembagaan. Hal ini dilihat dengan adanya lembaga lembaga masyarakat yang membantu dalam mengembangkan potensi dari Kecamatan Kunduran sendiri. Kelembagaan masyarakat yang berada di Kecamatan Kunduran adalah, Kelompok Tani, LKMD, dan Karang Taruna. 


B. Permasalahan
  a. Permasalahan fisik dan Sumber daya alam. 
      Sebagian besar lahan Kecamatan Kunduran dipergunakan sebagai lahan pertanian. Lahan pertanian tidak menggunakan pengairan, melainkan bergantung sepenuhnya pada curah hujan. Apabila tidak terjadi hujan, maka sawah tidak terairi dan dapat berakibat pada gagal panen. 
  b. Permasalahan sarana dan prasarana. 
      Keadaan sarana dan prasarana di Kecamatan Kunduran dapat dikatakan cukup buruk. Di banyak lokasi di Kunduran, ditemukan jalan dengan keadaan rusak. Hal ini akan berakibat pada kegiatan distribusi yang terganggu. 
    

Ke Blora #6

Jumat, 25 Mei 2012, Hari Keenam


    Pada hari ini, rencana kami adalah menyelesaikan observasi lapangan dan memperoleh data yang belum diperoleh. Pada pagi hari, kami berangkat kantor kecamatan untuk memperoleh data. Data yang hendak diperoleh adalah data profil desa.
    Kemudian, kami kembali mengunjungi desa Ngawenombo untuk memperoleh informasi mengenai potensi batik. Sanggar batik di Desa Ngawenombo adalah Sanggar Canting Mustiko Jati. Setelah itu, kami bertemu dengan salah seorang pekerja. Pekerja tersebut memberi keterangan bahwa pemilik sanggar batik tersebut sedang menghadiri acara di  Semarang dan baru pulang pada soreharinya.
    Kemudian, kami mewawancarai beberapa pekerja yang tengah membatik di sanggar tersebut. Selain itu, kami juga mengambil gambar batik Ngawenombo ini. 
Kegiatan membatik Pengrajin Batik Desa Ngawenombo

Produk batik Desa Ngawenombo

Sanggar Batik Desa Ngawenombo

Ke Blora #5

Kamis, 24 Mei 2012, Hari Keempat

    Pada observasi lapangan hari keempat, kami mengunjungi dua desa, yaitu Desa Ngawenombo dan Desa Buloh. Berdasarkan rekomendasi dari pihak Kecamatan Kunduran, dua desa ini merupakan desa yang terbelakang. Untuk membuktikannya, kami langsung mengunjungi lokasi kedua desa tersebut.
    Berawal dari Desa Ngawenombo. Desa ini letaknya cukup jauh dari lokasi tempat kami menginap, Desa Gagaan. Desa ini memiliki permasalahan air bersih. Selain itu, permasalahan lainnya yang terdapat di desa ini adalah kurangnya pendapatan masyarakat dari pekerjaan mereka sebagai petani. Walaupun demikian, di desa ini terdapat potensi batik yang baru kami sadari setelah pulang dari Desa Ngawenombo.
    Kisah yang sama juga ditemui oleh teman teman sekelompok kami yang melakukan observasi ke Desa Buloh. Jarak dari tempat menginap menuju Desa Buloh sangat jauh. Hal ini diperparah dengan keadaan jalan yang rusak. Selain itu, di kantor Desa Buloh juga tidak bekerja sebagaimana mestinya. Kondisinya seolah tidak terurus. Akhirnya, diputuskan untuk mengunjungi salah satu sekolah dasar di Desa Buloh. Dari Sekolah dasar ini diperoleh keadaan Desa Buloh dan keadaan fasilitas pendidikannya.


Kantor Kepala Desa Buloh
    Sepulangnya dari dua desa itu, kami mendapat kabar bahwa tim dosen Studio Proses Perencanaan akan datang berkunjung. Tidak beberapa lama, kami kedatangan teman teman dari Kelompok Ngawen. Mereka datang juga untuk bertemu dengan tim dosen.
    Tim dosen pun datang. Tim dosen bertanya tentang perkembangan kami selama observasi di Kecamatan Kunduran. Kami menjelaskan hal hal yang kami ketahui mengenai Kecamatan Kunduran. Kemudian, tim dosen bertanya mengenai kelengkapan data. Hal ini dikarenakan kami hanya melakukan observasi terhadap 6 dari 26 desa di Kecamatan Kunduran. Akhirnya, tim dosen meminta kami untuk melengkapi data data yang kurang tentang kecamatan Kunduran ini.
    Setelah tim dosen pulang, kami melakukan evaluasi mengenai kelengkapan data yang kami miliki. Ternyata ada beberapa data yang belum kami miliki. Kami memutuskan untuk mencari data yang kurang keesokan harinya. Untuk memenuhinya, kami mendatangi rumah Bapak Tohar untuk meminta data dan melakukan wawancara singkat. Kami pun mendapat anjuran untuk mendapatkan data data tersebut keesokan harinya.
   Kemudian, Pak Tohar menawarkan kami untuk makan di rumahnya. Awalnya kami menolak, namun akhirnya kami terima dengan senang hati. Kemudian setelah makan kami diajak untuk kumpul dan menyanyi bersama bapak bapak yang bertempat tinggal di sekitar rumah Pak Tohar. Karena diajak, kami pun bergabung. Beberapa jam kemudian, kami memutuskan untuk pulang ke tempat kami menginap.

Kegiatan kumpul bersama

Ke Blora #4

Rabu, 23 Mei 2012, Hari Ketiga

    Observasi Lapangan berlanjut hingga hari ketiga. Pada hari ketiga ini, Kelompok Kunduran mengirimkan dua orang perwakilannya untuk kembali berangkat menuju Kabupaten Blora. Tujuan kembali ke Kabupaten Blora adalah mendapatkan data yang belum mampu didapatkan di hari sebelumnya. Sementara dua orang berangkat menuju Blora, sisa anggota Kelompok Kunduran melakukan observasi lapangan di beberapa desa di Kecamatan Kunduran.
    Tujuan desa yang diobservasi kali ini berjumlah tiga desa, yaitu, desa Tawangrejo, Plosorejo dan Kelurahan Kunduran. Sisa anggota dibagi menjadi dua kelompok untuk mengobservasi keadaan desa serta menyebarkan kuisioner.
    Di Kelurahan Kunduran, disebarkan kuisioner dan observasi lapangan. Sementara di Desa Tawangrejo, juga dilakukan hal yang sama. Namun, di Desa Tawangrejo, ketika itu sedang dilakukan pelelangan tanah bagi petani setempat. Kemudian, hasil dari pelelangan tanah ini dipergunakan untuk membangun desa Tawangrejo sendiri. Hasilnya, pembangunan di Desa Tawangrejo dapat dikatakan lebih maju daripada desa desa lainya.
Suasana Pelelangan Tanah Bengkok di Desa Tawangrejo
    Di sore harinya, observasi lapangan juga dilanjutkan ke Desa Plosorejo. Jalan menuju Desa Plosorejo keadaannya rusak. Jalan menuju Desa Plosorejo masih dibuat dengan bahan dasar batu batu dan belum diaspal. Sesampainya di Desa Plosorejo, kami langsung melakukan observasi lapangan dan penyebaran kuisioner di Desa Plosorejo. Selain itu, kami sempat melakukan wawancara singkat pada warga setempat mengenai keadaan Desa Plosorejo. Berdasarkan opini mereka, Desa Plosrejo merupakan salah satu desa yang terbelakang. Air bersih sulit didapatkan, dan desa ini juga sering mengalami gagal panen.


Masyarakat mengambil air di Desa Plosorejo
    Akhirnya kami kembali pulang ke tempat kami menginap. Tidak lama, kedua anggota Kelompok Kunduran yang lain pulang dengan membawa data yang didapatkan. Data yang didapatkan ini kemudian dikumpulkan menjadi satu dan kami mempersiapkan diri untuk melakukan observasi lapangan di esok harinya.

Ke Blora #3

Selasa, 22 Mei 2012, Hari Kedua

    Kegiatan observasi dimulai pada pukul 09.00. Instansi pertama yang dituju adalah Departemen PU. Tujuan pertama adalah Departemen PU. Namun data yang hendak dicari belum didapatkan karena masih dicarikan oleh pegawai yamg bersangkutan. Akhirnya kami membagi kelompok kami dengan menyebar ke beberapa instansi. Instansi instansi yang dituju selanjutnya adalah BAPPEDA, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan PDAM.
    Di Bappeda, kami berhasil mendapatkan data APBD kecamatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Jangka Panjang, serta file dalam bentuk shapefile yang digunakan untuk membuat peta. Kemudian, kami mendatangi Dinas Pertanian Kabupaten Blora. Namun disana tidak diperoleh data. Pegawai Dinas Pertanian menjelaskan bahwa kedatangan kami sudah terlalu siang, sehingga pegawai dinas Pertanian yang memegang data yang kami butuhkan sudah tidak ada ditempat. Sebagai tindak lanjutnya, kami disarankan untuk datang ke Dinas Pertanian keesokan paginya.
    Berikutnya, kami mendatangi Dinas Perdagangan dan Perindustrian di Kabupaten Blora. Di Disperindag, data yang diperoleh adalah data mengenai potensi industri kecil dan menengah terdapat di Kabupaten Blora. Selain itu, kami juga melakukan wawancara kepada kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Wawancara lebih difokuskan kepada potensi potensi yang ada di Kecamatan Kunduran. Berdasarkan hasil wawancara, terdapat potensi batik di Kecamatan Kunduran. Pemerintah berusaha mengembangkan potensi tersebut dengan cara mengadakan pelatihan bagi para pengrajin batik di Kabupaten Blora. 


Bapak Bagus Tri Atmoko, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kab. Blora

    Setelah dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, sasaran berikutnya adalah PDAM Kabupaten Blora untuk mendapatkan informasi mengenai penggunaan air bersih. Namun informasi tidak berhasil didapatkan dari PDAM Kabupaten Blora ini. Kendalanya adalah tidak adanya surat ijin yang untuk mengambil data di PDAM Kabupaten Blora ini. Akhirnya, kami meninggalkan PDAM dengan tidak memperoleh apa apa.
    Setelah data berhasil didapatkan semua, kami berangkat pulang menuju Kunduran. Kami juga membahas keberangkatan kami kembali ke Blora untuk mendapatkan data data yang belum didapatkan. Kami berencana mengirim dua orang anggota kelompok kami yaitu Daniel dan Ella untuk kembali berangkat ke Blora keesokan paginya.

Ke Blora #2

Senin, 21 Mei 2012, Hari Pertama

    Di hari pertama ini, rencana kami adalah mengunjungi kantor Kecamatan Kunduran dan beberapa desa. Kami berangkat tepat pukul 9.00. Ketika itu, Bapak Riyanto, Camat Kecamatan Kunduran sedang berada di tempat. Kami langsung mewawancarai beliau. Dalam proses wawancara, beliau dibantu oleh Bapak Joko Lelono, Sekretaris Camat Kecamatan Kunduran.
    Berbagai hal yang unik kami temui ketika wawancara ini. Misalkan, mengenai asal usul nama Kunduran. Bapak Joko Lelono menjelaskan bahwa asal mula nama Kunduran berasal dari masa penjajahan Belanda. Ketika itu, pasukan Indonesia terdesak oleh pasukan Belanda dan berhasil dipukul mundur ke suatu tempat. Kemudian, tempat dipukul mundurnya pasukan Indonesia itu dinamai Kunduran. Tidak hanya itu, beliau juga menjelaskan mengenai makna dibalik patung yang berada di Desa Gagaan. Patung tersebut menerangkan makna kerjasama dan saling mendukung dari masyarakat  Kunduran di masa itu. Bapak bapak memegang senapan sedangkan ibu ibu membawa bakul.
Bapak Joko Lelono, S.E
Bapak Drs. Riyanto M.Si
    Setelah melakukan wawancara, kami mendapatkan surat pengantar guna melakukan izin observasi lapangan ke wilayah wilayah yang menjadi rekomendasi oleh pihak Kecamatan Kunduran. Kecamatan Kunduran merekomendasikan desa Ngawenombo, Kunduran, Plosorejo, Buloh, Blumbangrejo dan Desa Tawangrejo. Desa pertama yang kami kumjungi adalah Desa Blumbangrejo.

Kegiatan membatik Desa Blumbangrejo
Produk Batik Desa Blumbangrejo

    Di Desa Blumbangrejo, yang dilakukan adalah wawancara kepada Kepala Desa setempat dan menyebar kuisioner. Berdasarkan informasi dari Kepala Desa, Blumbangrejo memiliki potensi Batik Blora yang unik. Batik Blora memiliki corak yang unik. Motif dari Batik Blora adalah kayu jati. Pemasaran batik dari Blumbangrejo ini mampu mencapai Jakarta. Di Kunduran sendiri, batik Blumbangrejo ini juga dipergunakan oleh pegawai kecamatan dengan tujuan mempromosikan Batik Blumbangrejo sendiri.

    Setelah dari Blumbangrejo, kami kembali ke tempat menginap untuk melakukan evaluasi. Kemudian, kami bersiap siap untuk ke Kecamatan Jiken, ke tempat keluarga dari Novan, anggota kelompok kami. Tujuan kami kesana adalah memperdekat jarak tempuh menuju blora karena pada hari selasa, kami berencana akan melakukan survei ke instansi instansi pemerintah Kabupaten Blora. 

Ke Blora #1

Minggu, 20 Mei, 2012

    Ketika itu hari Minggu subuh, kami, Kelompok Kunduran sudah bersiap untuk berangkat menuju Blora. Sebelum berangkat, kami terlebih dahulu berkumpul di POM Bensin Undip yang berada di dekat Gedung Serba Guna UNDIP Tembalag. Kami berencana berangkat bersama dengan Kelompok Ngawen dan Kelompok Randublatung.

    Tidak beberapa lama, anggota demi anggota Kelompok Kunduran mulai berdatangan. Tidak hanya anggota Kelompok Kunduran saja, tetapi anggota kelompok lain yang berangkat bersama kami juga mulai berdatangan. Sambil menunggu anggota kelompok lain, kami mengecek barang bawaan dan perlengkapan yang sudah kami siapkan. Setelah dicek, perlengkapan kami sudah lengkap dan tinggal menunggu waktu keberangkatan menuju Blora.

    Setelah seluruh kelompok yang berangkat pada hari itu berkumpul, kami memutuskan untuk berdoa terlebih dahulu sebelum berangkat menuju Blora. Kelompok Kunduran, Ngawen dan Randublatung berangkat tepat pada pukul 06.00. Setelah melalui perjalanan yang panjang dan melelahkan, kami tiba di Kunduran pada pukul 10.30 siang.

    Sesampainya di sana kami langsung mendatangi rumah tempat kami menginap. Rumah kami menginap adalah Rumah Keluarga Pak Yanto. Setelah menaruh barang barang kami, kami menuju rumah Bapak Tohar, Kasi Pembangunan di Kecamatan Kunduran yang membantu mencarikan kami tempat menginap. Rumah Pak Tohar bertetangga dengan Rumah Pak Yanto.

    Siangnya, kami mulai melakukan pengumpulan data. Karena hari itu adalah hari libur, maka kami melakukan Traffic Counting untuk Hari Libur. Traffic Counting dilakukan pada jalan arteri dan jalan lokal di Kecamatan Kunduran. Kebetulan tempat kami menginap berada di dekat jalan arteri, kami menjadi sedikit dimudahkan dalam melakukan traffic counting di jalan arteri. Untuk jalan lokal, kami hari itu kami mengambil sampel di dekat kantor Kecamatan Kunduran.

Traffic Counting di depan Kantor Kecamatan Kunduran

    Traffic Counting dilakukan dua kali, pada siang hari dan sore hari. Sama seperti sebelumnya, kami mengambil jalan di depan tempat kami menginap untuk traffic counting di jalan arteri. Pada jalan lokal, kami memilih di Jalan Raya Kunduran – Doplang.


Malamnya kami mengevaluasi kegiatan hari ini. Selain itu, kami mempersiapkan rencana untuk besok. Kami berencana datang ke kantor kecamatan dan ke beberapa desa di Kecamatan Kunduran untuk melakukan observasi lapangan. Dan penjelajahan kami di Kecamatan Kunduran pun dimulai....

Selasa, 17 Juli 2012

Selayang Pandang Kecamatan Kunduran

Kecamatan Kunduran merupakan satu dari 16 Kecamatan yang terletak di Kabupaten Blora. Kecamatan Kunduran memiliki luas wilayah sebesar 12.789,324 Ha yang terbagi menjadi 25 desa dan 1 Kelurahan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada peta.  

Keadaan topografi di Kecamatan Kunduran
    Kecamatan kunduran secara keseluruhan memiliki kelerengan yang datar ( 0-2% ). Sedikit pada bagian utara dan selatan, kecamatan ini memiliki topografi yang landai.
    Dari segi perekonomian, Kecamatan Kunduran pada tahun 2010 turut memberikan andil terhadap PDRB Kabupaten. Sektor tertinggi yang menyumbang PDRB Kabupaten Blora adalah sektor pertanian sebesar 67,12 %. 
Penggunaan Lahan di Kecamatan Kunduran didominasi oleh persawahan tadah hujan. Dominasi pertanian menjadikan Kecamatan Kunduran memiliki potensi di bidang pertanian. Jenis pertanian yang dikembangkan adalah pertanian padi, ladang jagung, kacang hijau, kacang merah dan kapas dan tanaman tebu.
Berikut penggunaan lahan di Kecamatan Kunduran 
NO
Penggunaan Lahan di Kecamatan Kunduran
Luas Penggunaan Lahan Tahun 2011
1
Hutan Negara
3.768,639 Ha
2
Sawah Irigasi
1.123,000 Ha
3
Sawah Tadah Hujan
4.434,615 Ha
4
Ladang (tegalan)
2.150,554 Ha
5
Perkebunan
150,990 Ha
6
Waduk (buatan)
11,000 Juta M3
7
Permukiman/perkampungan
1.117,944 Ha
Sumber : Kunduran dalam Angka, 2011

Berdasarkan administrasi pemerintah Kecamatan, jumlah penduduk yang tercatat berjumlah 65.030 jiwa di tahun 2008 meningkat menjadi 65.450 jiwa pada tahun 2009 dan mengalami penurunan menjadi 61.972 jiwa dan pada tahun 2010. Dengan rincian penduduk sebagai berikut : 

No.
Desa/Kelurahan
2008
2009
2010
1
Botoreco
6.737
5.968
5.649
2
Buloh
5.613
3.597
3.405
3
Kemiri
3.372
2.910
2.755
4
Kodokan
2.957
794
752
5
Sonokidul
858
2.538
2.403
6
Sempu
2.667
2.462
2.330
7
Cungkup
2.102
925
876
8
Plosorejo
1.108
2.549
2.413
9
Ngilen
2.417
1.965
1.860
10
Bakah
2.163
2.859
2.707
11
Kalangrejo
2.605
1.324
1.254
12
Blumbangrejo
1.501
1.098
1.040
13
Tawangrejo
1.282
3.030
2.869
14
Klokah
3.366
3.445
3.261
15
Jetak
3.357
685
649
16
Muraharjo
2.184
2.151
2.036
17
Jagong
2.441
2.454
2.323
18
Kunduran
1.465
6.889
6.534
19
Gagaan
2.678
1.575
1.491
20
Sambiroto
2.170
2.634
2.493
21
Bejirejo
691
2.011
1.904
22
Karanggeneng
2.972
3.082
2.918
23
Balong
1.339
1.156
1.094
24
Ngawenombo
1.584
1.649
1.561
25
Sendangwates
1.634
1.778
1.683
26
Kadungwaru
3.767
3.922
3.712
Jumlah
65.030
65.450
61.972
 
Untuk mendownload Peta Administrasi dan Peta Tata Guna Lahan, dapat klik disini
Peta Administrasi
Peta Tata Guna Lahan